HARAPAN KEDEPAN UNTUK AHLI GIZI YANG LEBIH BAIK

DPD-PERSAGI Aceh atau Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Ahli Gizi Aceh sudah tidak asing lagi mendengar nama organisasi yang bergerak di bidang tenaga kesehatan ahli gizi. Bagi ahli gizi organisasi ini sangat mendukungnya kapasitas seorang ahli gizi dalam mengambil peran penting dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat. Organisasi profesi ini menjadi wadah demi tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat.

Ahli gizi yang taat akan hukum dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Dan tidak berafiliasi kedalam suatu organisasi politik.  Hal ini dituang dalam UU RI No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan. Dan pasal 11 ayat 9 dijelaskan bahwa jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, dikatakan bahwa ahli gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.

Lulusan atau alumni gizi dari berbagai universitas dan berbagai bidang sarjana harus mendaftarkan diri dalam keanggotaan Organisasi Profesi PERSAGI guna mengembangkan dan memajukan organisasi profesi gizi.

Tujuan dari organisasi ini yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan gizi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Berdasarkan tujuan ini maka pada logo PERSAGI tercantum motto “SVASTHA HARENA”, yang artinya perbaikan kesehatan melalui makanan/gizi. Tenaga ahli gizi memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara memberikan informasi dan penyuluhan gizi kepada masyatakat, pasien dan keluarga.

Ketua umum DPP persagi ibu Rudatin, SSt, MK, SKM, M.Si datang langsung ke DPD PERSAGI Aceh dalam rangka menjadi narasumber dalam seminar nasional dengan tema “Peran Gizi Dan Pangan Dan Fungsional Dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular” yang diselenggarakan di Lt.III Direktorat Poltekkes Kemenkes Aceh, Desa Lagang, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh pada kamis 1 desember 2022. Dan telah menyumpah para lulusan dari prodi Diploma Tiga Gizi, Sarjana Terapan dan Dietetika serta Sarjana Ilmu Gizi.

Dalam kata sambutannya Rudatin mengharapkan kepada Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh segera membuka Prodi Profesi Dietisien. Dan menyiapkan diri untuk bisa membuka laboratorium profesi dietisien. Selain itu juga menunjuk RS sebagai pengampu untuk berpraktek sebagai dietisien.

Saat diwancarai oleh Ketua Jurusan Gizi Bapak Dr. Aripin Ahmad, S.SI.T., M.Kes. Rudatin menjelaskan beberapa hal. Berikut petikan wawancaranya.

Berkaitan dengan pembukaan prodi profesi dietisien apa hal yang harus dilakukan  kedepannya agar mudah dalam membuka prodi ini?

Saat ini dalam membuka prodi ini dibutuhkan syarat dan SOP yang sudah dibicarakan dalam pertemuan seluruh persagi di yogyakarta dan akan ada visitasi dari Lam Ptkes dan AIPVOGI sendiri. Hal ini berkaitan dengan kesediaan SDM sendiri.

Kira kira apa saja yang harus dilakukan penekanan untuk lulusan gizi kedepannnya bisa menghadapi era five point zero (5.0) ini terkait launching kurikulum baru?

Rudatin mengharapkan kurikulum tersebut disesuaikan dengan lokal dan mengembangkan pangan lokal dalam konsumsi makan sehari-hari. Dan memanfaatkan ikan dalam berbagai produk makanan yang diolah sendiri atau diproduksi dalam bentuk banyak. Selain itu memanfaatkan SDM lokal. Rudatin mengharapkan untuk dapat menambah kurikulum metabolisme gizi dan patologi klinik.

Saat ini era Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK), kira kira apa yang menjadi rekomendasi Ibu untuk kedepan nya?

Memanfaatkan perpustakaan digital untuk meningkatkan layanan perpustakaan Poltekkes Kemenkes Aceh berbasis digital. Saya mengharapkan mahasiswa prodi d3 dan d4 ini melek digital. Di era 5.0 kedepan ini diharapkan profesional dibidang ilmu gizi dan mampu untuk melaksanakan atau bekerja menggunakan computerized. Begitu pungkasnya.

Apa peran DPD PERSAGI Aceh dalam pengembangan kurikulum baru dan pembukaan prodi dietisien ini?

Dalam regulasi terbaru bahwa bagaimana ahli gizi kedepan nya mampu berkopetensi sesuai dengan tempat bekerja. Bahkan kami sangat mendorong jurusan gizi untuk menghadirkan prodi dietisien dan tidak perlu jauh-jauh untuk melanjutkan pendidikan.

Berkaitan dengan kurikulum terbaru kita melihat peluang kerja saat ini sangat mengecil dipemerintahan. Saya mengharapkan kedepannya untuk bisa mendapatkan peluang terbaru. Maka perlu menyiapkan pengembangan kurikulum terbaru supaya mereka bisa menguasai IT dan bisa belajar meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris,  meningkatkan skill keilmuwan gizinya dan melakukan terobosan – terobosan terbaru untuk meningkatkan kualitas pendidikan gizi di aceh. Begitu pungkas bapak Junaidi S.ST., M.Kes selaku Ketua DPD Persagi Aceh. (Devita)