Aceh Besar, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh menyelenggarakan Workshop Kurikulum bagi Program Studi D-III Gizi dan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang berlangsung mulai tanggal 21 s.d 23 Juli 2025 bertempat di Lantai I Ruang Purwo Soedarmo, Jurusan Gizi. Kegiatan ini diikuti Kasubbag Adak, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, stakeholder dan user yang dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring). Ibu Silvia Wagustina, SST, M. Kes selaku Ketua Jurusan Gizi dalam sambutannya mengatakan kurikulum merupakan rencana tertulis mengenai tujuan, materi, dan pengalaman belajar yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut beliau menambahkan kurikulum program studi dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan, menjamin kualitas pembelajaran, menjadi dasar dalam pengembangan potensi siswa, memfasilitasi perubahan dan perkembangan zaman sesuai dengan penciri khusus Poltekkes Kemenkes Aceh yaitu tentang Diabetes Miletus (DM).
Mewakili Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh hadir Kasubbag Adak Bapak Rizki Wan Oktabina, SKG, M.Si dalam sambutannya mengatakan Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan sebuah perencanaan, tentu harus memiliki tujuan, begitu juga dengan kurikulum. Tanpa tujuan yang jelas, tentu apa yang telah dirumuskan tidak akan ada artinya. maka dari itu, pembentukan kurikulum ditujukan demi mewujudkan ketercapaian pendidikan bidang vokasi gizi.
Narasumber terkait pada kesempatan ini merupakan Bapak Ir. Judiono, MPS yang berasal dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh. Dalam paparannya menjelaskan bahwa Kurikulum Kekhususan Institusi adalah bagian kurikulum yang dirancang oleh institusi/perguruan tinggi secara mandiri untuk mengakomodasi visi-misi, keunggulan kompetitif, kearifan lokal, atau kebutuhan regional yang tidak diatur oleh kurikulum inti nasional. Adapun Ciri-ciri utamanya adalah Merupakan muatan selain kurikulum inti nasional; Disusun untuk memenuhi kebutuhan lokal atau institusional (misalnya budaya lokal Aceh, potensi industri regional, fokus inovasi tertentu); dan Tidak terikat langsung dengan standar nasional yang ditetapkan oleh forum profesi/program studi nasional. Lebih lanjut beliau menambahkan Penyusunan Kurikulum diperlukan Visi dan misi Institusi dan program studi harus mencerminkan komitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat, baik melalui penelitian, pengabdian masyarakat, maupun keterlibatan dalam kegiatan sosial.





