Aceh Besar, 12 November 2025 bertempat di Aula Lantai III Direktorat Poltekkes Kemenkes Aceh dilaksanakan kuliah pakar yang diiukuti oleh dosen dan mahasiswa Prodi D-III Gizi dan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika. Adapun narasumber yang hadir pada kegiatan ini adalah Ibu Ibu dr. Natasya Phebe dari Nutrition Officer UNICEF, Ibu Prof. Dr. Diana Nur Afifah, S.T.P. M, Si dari Universitas Diponegoro dan Bapak Dr. Agus Prastowo, SST, M.Kes, RD dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Ibu Silvia Wagustina, SST, M. Kes selaku Ketua Jurusan Gizi dalam sambutanya mengatakan kuliah pakar merupakan kegiatan akademik dengan narasumber ahli untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa melalui pembahasan isu terkini, seperti pencegahan stunting, gizi olahraga, penanganan bencana, hingga persiapan ujian kompetensi dan praktik klinis. Kegiatan ini memperdalam pengetahuan mahasiswa melalui diskusi interaktif dan paparan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan praktik di lapangan.
Pemateri pertama Bapak Dr. Agus Prastowo, SST, M.Kes, RD, dalam paparannya membahas dengan tema Penguatan PAGT Dalam Asuhan Gizi di Rumah Sakit dengan Metode IDNT, Beliau mengemukakan pentingnya Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) merupakan dokumentasi yang dilakukan oleh para profesional pelayanan kesehatan tentang perkembangan kondisi pasien dalam bentuk terintegrasi pada format baku dalam rekam medis pasien dengan menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan).
Ibu Prof. Dr. Diana Nur Afifah, S.T.P. M, Si selaku pemateri kedua menyampaikan materi tentang Keamanan Pangan dalam Penyelenggaraan Massal. Beliau mengemukakan Isu Keamanan Pangan dalam Program MBG merupakan Program MBG bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak sekolah. Namun memiliki Tantangan utama: Kualitas bahan baku lokal, Higienitas proses pengolahan dan distribusi, Kurangnya pelatihan tenaga pelaksana terkait keamanan pangan, Potensi masalahàkontaminasi mikroba, residu pestisida dan bahan tambahan tidak sesuai ketentuan.
Sedangkan pemateri ketiga adalah Ibu dr. Natasya Phebe dengan tema ”KAP Bagi Nakes dan LILA Keluarga”. Dalam pemaparannya beliau menjelaskan KAP dalam konteks ini adalah singkatan dari Komunikasi Antar Pribadi. Ini adalah sebuah metode komunikasi tatap muka yang dirancang khusus untuk tenaga kesehatan (termasuk bidan, ahli gizi, dan kader kesehatan) untuk berinteraksi lebih efektif dengan keluarga atau masyarakat dengan Tujuan: Meningkatkan efektivitas penyampaian informasi kesehatan, terutama mengenai gizi, sanitasi, dan pencegahan stunting. Sedangkan LILA adalah singkatan dari Lingkar Lengan Atas, sebuah metode pengukuran antropometri sederhana yang digunakan sebagai indikator status gizi yang bertujuan: Deteksi dini risiko kekurangan energi kronis (KEK) atau malnutrisi, terutama pada ibu hamil, calon pengantin wanita, dan balita. Keterkaitan KAP Nakes dan LILA Keluarga. Kedua inisiatif ini saling melengkapi dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Tenaga kesehatan menggunakan keterampilan KAP mereka untuk mengkomunikasikan pentingnya pengukuran LILA secara rutin, menafsirkan hasilnya kepada keluarga, dan memberikan edukasi gizi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran tersebut. Komunikasi yang efektif (KAP) memastikan bahwa keluarga memahami risiko (yang ditunjukkan oleh LILA) dan termotivasi untuk mengadopsi praktik gizi yang lebih baik




Users Today : 7
Total views : 46891
Your IP Address : 51.222.168.109